Informasi Detail

research
  • 11 Dec
  • 2023

Menteri Kelautan dan Perikanan RI era Presiden Megawati Soekarnoputri beri kuliah Umum Pengelolaan Wilayah Pesisir di Faperta UNIB

Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS menjadi pemateri utama pada Kuliah Umum bertemakan “Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Pulau Enggano Secara Terpadu dan Berkelanjutan” di Universitas Bengkulu pada Rabu pagi (23/8/2023). Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia era Presiden Megawati Soekarnoputri ini juga menjelaskan tentang konsep Blue Economy (Ekonomi Biru) di hadapan Gubernur Bengkulu Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, MMA, Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc, Dekan FP UNIB Prof. Dr. Ir. Dwi Wahyuni Ganefianti, M.S, para dosen dan mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian UNIB.

“Ciri ekonomi modern antara lain ukuran unit usaha memenuhi economy of scale, menerapkan ISCMS (Integrated Supply Chain Management System), menggunakan teknologi mutakhir pada setiap mata rantai Supply Chain System, dan mengikuti prinsip-prinsip sustainable development, “ ungkap Prof. Rokhmin Dahuri. “Untuk memajukan Pulau Enggano harus dengan model pembangunan berskala besar, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Karena itu, kolaborasi dan sinergisitas antar berbagai pihak merupakan suatu keharusan,” paparnya lebih lanjut.

Bagaimana langkah-langkahnya, menurut Prof. Rokhmin yang pertama adalah menyusun dan menyesuaikan implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), harus dibuat terpadu antara darat dan laut. Minimal 30% wilayah Pulau Enggano dialokasikan untuk kawasan lindung (protected areas), selebihnya untuk berbagai kegiatan ekonomi (sektor) pembangunan.

Selanjutnya, lakukan upaya untuk mendorong terlaksananya kegiatan ekonomi utama yang dapat dibagi dalam delapan sektor, yaitu perikanan budidaya (laut, payau, dan perairan tawar); perikanan tangkap; pariwisata; pertanian (tanaman pangan, hortikultur, perkebunan, dan peternakan); Hutan Tanaman Industri dan non-timber products (madu, damar, dll); industri pengolahan berbasis SDA terbarukan; industri bioteknologi; dan pusat logistik maritim IORA (Indian Ocean Rim Association).

Semua kegiatan ekonomi (pembangunan) diatas harus ditempatkan sesuai dengan land and water suitability-nya, dan intensitas pembangunannya tidak melampaui daya dukung lingkungan (Environmental Carrying Capacity). Kemudian, total ukuran dan perputaran ekonomi semua sektor pembangunan diatas khususnya perikanan tangkap, harus besar (big-push development model) supaya dapat mengatasi high cost economy akibat remoteness, rendahnya akesibilitas dan konektivitas, dengan tetap tidak melebihi daya dukung lingkungan.

Di akhiri kegiatan diberikan cindera mata berupa plakat dari Dekan Fakultas Pertanian UNIB kepada Prof. Rokhmin Dahuri dan pemberian sertifikat dari Ketua Prodi Kelautan FP UNIB sebagai ungkapkan terimakasih kepada Prof. Rokhimin yang telah menyempatkan diri menjadi pamateri pada kuliah umum ini.

Dokumentasi livestreaming acara ini dapat dilihat kembali pada saluran Youtube Faperta UNIB (Klik di sini)


Ayo laporkan Data Prestasi Mu (Mahasiswa) di tahun 2023 Selengkapnya I Dibuka Beasiswa DJARUM PLUS Selengkapnya I Selamat Datang Mahasiswa Baru 2023, mari bergabung WAG Selengkapnya I Peluang Karir ALUMNI di FIRST RESOURCES GROUP Selengkapnya I Ayo Ikut Halal Bihalal IKAL FP UNIB Selengkapnya I